Selasa, 11 Februari 2020

kartikanews.com–Terungkap dalam sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang bahwa pinjaman dana serangan fajar Bupati Kudus H.M. Tamzil dan wakilnya, Hartopo, dalam Pilkada Kudus 2018 mencapai Rp 10 miliar.

Pengusaha jasa konstruksi asal Kabupaten Demak, Noer Halim, dalam Pengadilan Tipikor Semarang mengaku mengeluarkan uang Rp10 miliar itu. “Pada awalnya kami komitmen untuk memberi Rp5 miliar,” kara Noer Halim saat diperiksa di Pengadilan Tipikor Semarang, Senin (10/2/2020).

Menurut dia, proses memasuk-masukkan uang yang dibagikan saat hari pemungutan suara itu dilakukan di Demak. “Dibungkusi di Demak. Kami memang mainnya di Demak agar tidak diketahui lawan,” katanya di bawah sumpah dalam sidang yang dipimpin ketua majeli hakim Sulistyono itu.

Nyatanya, hingga waktu yang ditentukan ternyata pihak-pihak lain yang diharapkan belum mengumpulkan dana pijaman mereka. Alhasil, ia pun menambahkan andilnya. “Maka kami tambah lagi Rp5 miliar,” ujarnya sebagai saksi dalam kasus dugaan suap bupati nonaktif Kudus.

Setelah seluruh amplop berisi uang itu disiapkan, kata dia, para koordinator sembilan kecamatan di Kudus datang untuk mengambilnya pada tiga hari menjelang hari pencoblosan. Setelah diambil, amplop-amplop berisi uang pecahan Rp50.000 itu diserahkan kemasing-masing kepala desa untuk dibagikan.

Ia menyadari hal perbuatan tabu. Namun, ia menyebut pemberian amplop tersebut sebagai bentuk uang pengganti kepada para pemilih yang telah meluangkan waktu dan meninggalkan pekerjaannya untuk mencoblos.

Dalam mendukung pasangan Tamzil-Hartopo, Halim mengaku tidak sendirian dalam memodali pasangan tersebut.  Ia menyebut pengusaha bus asal Kudus, Hariyanto, juga menjadi pendukung pasangan tersebut.

Meski demikian, ia tidak mengetahui pasti jumlah uang yang dikeluarkan oleh pemilik P.O.Hariyanto itu.  Sementara itu, Hariyanto yang juga diperiksa sebagai saksi dalam persidangan kasus korupsi itu mengaku mengeluarkan uang lebih dari Rp8.7 miliar.

“Saya keluar Rp8,7 miliar, setahu saya Pak Hartopo Rp2,5 miliar,” katanya.

Haryanto yang merupakan panglima pemenangan pasangan Tamzil-Hartopo dalam Pilkada 2018 tersebut tidak mengetahui apakah dana sumbangannya dalam pesta demokrasi itu dilaporkan secara resmi ke KPU atau tidak.

sumber: semarangpos.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

73 + = 83